Iran punya mesin cetak duit Rp1.350 T, senjata ekonomi utama di balik keberanian serang Israel secara terbuka dan berkelanjutan.
Berani Serang Israel, Iran Ternyata Punya Mesin Cetak Duit Rp1.350 T menjadi topik hangat dalam perbincangan politik dan ekonomi global saat ini. Dunia bertanya-tanya bagaimana Iran, negara yang selama bertahun-tahun dibebani sanksi internasional, masih mampu menunjukkan kekuatan dan bahkan memprovokasi kekuatan besar seperti Israel. Ternyata, jawabannya terletak pada mesin ekonomi raksasa yang tersembunyi dari sorotan utama dunia.
Berani Serang Israel, Iran Ternyata Punya Mesin Cetak Duit Rp1.350 T bukanlah sekadar pernyataan bombastis. Ini adalah kenyataan yang mencerminkan kekuatan ekonomi rahasia Iran, yang dibangun oleh jaringan bisnis masif di bawah kendali pemimpin tertinggi negara tersebut. Di saat banyak negara lain berjuang melawan inflasi dan defisit, Iran justru memegang kendali atas sumber keuangan internal yang besar.
Berani Serang Israel, Iran Ternyata Punya Mesin Cetak Duit Rp1.350 T juga menegaskan pentingnya kekuatan ekonomi dalam konstelasi konflik internasional modern. Jika selama ini kekuatan militer menjadi sorotan utama, maka kini Iran menunjukkan bahwa strategi finansial bisa menjadi alat pertahanan dan bahkan serangan yang efektif di tengah medan geopolitik yang memanas.
Setad: Jantung Finansial Iran yang Misterius
Organisasi kunci di balik mesin cetak uang Iran adalah Setad, atau lengkapnya Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam. Lembaga ini dibentuk atas dekrit dari pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, pasca Revolusi 1979. Awalnya, fungsi Setad adalah mengelola properti-properti yang ditinggalkan atau disita dari warga Iran yang melarikan diri ke luar negeri saat revolusi.
Namun, lambat laun, Setad berkembang menjadi entitas bisnis superbesar yang menjalankan ratusan perusahaan di berbagai sektor: keuangan, konstruksi, energi, kesehatan, dan properti. Menurut laporan investigasi yang dikutip oleh Reuters dan dirangkum ulang oleh CNBC Indonesia, nilai aset yang dikelola Setad mencapai sekitar 95 miliar dolar AS, atau setara lebih dari Rp1.350 triliun.
Dengan kekuatan ekonomi sebesar itu, Setad bukan hanya menjadi sumber dana untuk proyek-proyek nasional, tetapi juga untuk mendukung aktivitas militer dan geopolitik Iran, termasuk pendanaan kelompok-kelompok proksi di Timur Tengah seperti Hizbullah di Lebanon dan milisi Syiah di Irak.
Di Balik Sanksi, Iran Mencetak Uang Sendiri
Berbeda dengan negara-negara lain yang mengandalkan hubungan internasional dan sistem keuangan global, Iran memilih jalur berbeda. Setelah dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat dan sekutunya, Iran memutar otak untuk membiayai negara dengan cara alternatif. Salah satunya adalah menggunakan hasil usaha dari jaringan bisnis Setad sebagai semacam "mesin cetak duit".
Pendapatan besar dari aset-aset strategis Setad memungkinkan Iran untuk tetap menggaji pegawai negeri, membiayai infrastruktur, hingga menjalankan program bantuan sosial meski terisolasi dari sistem perbankan global seperti SWIFT.
Meskipun Iran tidak secara literal mencetak uang seperti bank sentral yang menambah jumlah uang beredar, kekuatan likuiditas dari Setad diibaratkan seperti mesin cetak duit karena mampu menyediakan dana triliunan rupiah secara internal tanpa bergantung pada pinjaman luar negeri.
Dampak Ekonomi Domestik
Meski terlihat kuat dari luar, sistem ini tetap memunculkan konsekuensi ekonomi dalam negeri. Inflasi tinggi menjadi masalah tahunan di Iran. Berdasarkan data IMF, inflasi Iran sempat menyentuh angka di atas 40% pada tahun-tahun terakhir. Harga barang kebutuhan pokok melonjak, dan mata uang rial terus terdepresiasi terhadap dolar.
Namun, pemerintah Iran tampaknya telah siap menghadapi tekanan ini. Subsidi besar-besaran tetap digelontorkan untuk menenangkan keresahan masyarakat. Sementara itu, sebagian dana dari mesin finansial Setad digunakan untuk menstabilkan harga barang strategis dan menjaga daya beli masyarakat kelas bawah.
Strategi Geopolitik: Uang untuk Perang dan Diplomasi
Iran tidak hanya memanfaatkan mesin cetak duit ini untuk pembangunan domestik. Dana dari Setad digunakan untuk mendanai operasi di luar negeri, termasuk bantuan kepada kelompok bersenjata yang pro terhadap rezim Teheran.
Langkah ini memicu kecaman dari Amerika Serikat dan sekutunya, yang menuding Iran menggunakan aset-aset ilegal untuk mendanai aksi teror. Namun dari sudut pandang Iran, ini adalah bentuk pertahanan diri terhadap tekanan global yang tak berkesudahan.
Konfrontasi terbaru dengan Israel menjadi contoh nyata. Iran dengan percaya diri meluncurkan serangan langsung ke wilayah Israel pada April 2024, dan terus menunjukkan sikap keras. Ini tentu tak lepas dari keyakinan bahwa mereka memiliki kekuatan dana cadangan yang besar untuk menopang biaya militer dan potensi konflik berkepanjangan.
Pandangan Dunia terhadap Strategi Iran
Banyak pengamat global melihat strategi Iran ini sebagai model baru pertahanan nasional. Negara-negara seperti Rusia, Venezuela, bahkan Korea Utara mulai meniru pendekatan ini: memperkuat ekonomi dalam negeri lewat penguasaan aset strategis untuk menghindari ketergantungan pada dolar atau lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia.
Namun, pendekatan ini tentu tidak bebas risiko. Jika salah kelola, sistem seperti ini bisa memicu hiperinflasi dan kejatuhan nilai mata uang. Tapi sejauh ini, Iran berhasil menjaga keseimbangan itu. Berani mengambil risiko besar, Iran juga menunjukkan bahwa kemandirian ekonomi bisa menjadi bentuk perlawanan politik yang efektif.
Kesimpulan
Berani Serang Israel, Iran Ternyata Punya Mesin Cetak Duit Rp1.350 T membuka mata dunia bahwa kekuatan militer bukanlah satu-satunya faktor dominan dalam konflik internasional. Kemampuan menciptakan dan mengelola kekuatan finansial dalam negeri, seperti yang dilakukan Iran melalui Setad, menjadi senjata baru dalam peperangan modern.
Di tengah blokade ekonomi dan tekanan politik global, Iran tetap mampu berdiri tegak berkat jaringan ekonomi rahasia yang kini mulai terbuka ke publik. Dengan dukungan dana triliunan rupiah dari dalam negeri, Iran memiliki alasan kuat untuk tetap berani dan bersikap agresif terhadap Israel dan negara-negara yang dianggap mengancam kedaulatannya.
Berani Serang Israel, Iran Ternyata Punya Mesin Cetak Duit Rp1.350 T, bukan hanya tajuk berita—melainkan potret nyata dari kekuatan ekonomi yang diam-diam mampu mengubah peta politik dunia.
![]() |
Iran dan Mesin Cetak Duit Rp1.350 T: Strategi Finansial di Balik Keberanian Hadapi Israel |
Berani Serang Israel, Iran Ternyata Punya Mesin Cetak Duit Rp1.350 T menjadi topik hangat dalam perbincangan politik dan ekonomi global saat ini. Dunia bertanya-tanya bagaimana Iran, negara yang selama bertahun-tahun dibebani sanksi internasional, masih mampu menunjukkan kekuatan dan bahkan memprovokasi kekuatan besar seperti Israel. Ternyata, jawabannya terletak pada mesin ekonomi raksasa yang tersembunyi dari sorotan utama dunia.
Berani Serang Israel, Iran Ternyata Punya Mesin Cetak Duit Rp1.350 T bukanlah sekadar pernyataan bombastis. Ini adalah kenyataan yang mencerminkan kekuatan ekonomi rahasia Iran, yang dibangun oleh jaringan bisnis masif di bawah kendali pemimpin tertinggi negara tersebut. Di saat banyak negara lain berjuang melawan inflasi dan defisit, Iran justru memegang kendali atas sumber keuangan internal yang besar.
Berani Serang Israel, Iran Ternyata Punya Mesin Cetak Duit Rp1.350 T juga menegaskan pentingnya kekuatan ekonomi dalam konstelasi konflik internasional modern. Jika selama ini kekuatan militer menjadi sorotan utama, maka kini Iran menunjukkan bahwa strategi finansial bisa menjadi alat pertahanan dan bahkan serangan yang efektif di tengah medan geopolitik yang memanas.
Setad: Jantung Finansial Iran yang Misterius
Organisasi kunci di balik mesin cetak uang Iran adalah Setad, atau lengkapnya Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam. Lembaga ini dibentuk atas dekrit dari pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, pasca Revolusi 1979. Awalnya, fungsi Setad adalah mengelola properti-properti yang ditinggalkan atau disita dari warga Iran yang melarikan diri ke luar negeri saat revolusi.
Namun, lambat laun, Setad berkembang menjadi entitas bisnis superbesar yang menjalankan ratusan perusahaan di berbagai sektor: keuangan, konstruksi, energi, kesehatan, dan properti. Menurut laporan investigasi yang dikutip oleh Reuters dan dirangkum ulang oleh CNBC Indonesia, nilai aset yang dikelola Setad mencapai sekitar 95 miliar dolar AS, atau setara lebih dari Rp1.350 triliun.
Dengan kekuatan ekonomi sebesar itu, Setad bukan hanya menjadi sumber dana untuk proyek-proyek nasional, tetapi juga untuk mendukung aktivitas militer dan geopolitik Iran, termasuk pendanaan kelompok-kelompok proksi di Timur Tengah seperti Hizbullah di Lebanon dan milisi Syiah di Irak.
Di Balik Sanksi, Iran Mencetak Uang Sendiri
Berbeda dengan negara-negara lain yang mengandalkan hubungan internasional dan sistem keuangan global, Iran memilih jalur berbeda. Setelah dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat dan sekutunya, Iran memutar otak untuk membiayai negara dengan cara alternatif. Salah satunya adalah menggunakan hasil usaha dari jaringan bisnis Setad sebagai semacam "mesin cetak duit".
Pendapatan besar dari aset-aset strategis Setad memungkinkan Iran untuk tetap menggaji pegawai negeri, membiayai infrastruktur, hingga menjalankan program bantuan sosial meski terisolasi dari sistem perbankan global seperti SWIFT.
Meskipun Iran tidak secara literal mencetak uang seperti bank sentral yang menambah jumlah uang beredar, kekuatan likuiditas dari Setad diibaratkan seperti mesin cetak duit karena mampu menyediakan dana triliunan rupiah secara internal tanpa bergantung pada pinjaman luar negeri.
Dampak Ekonomi Domestik
Meski terlihat kuat dari luar, sistem ini tetap memunculkan konsekuensi ekonomi dalam negeri. Inflasi tinggi menjadi masalah tahunan di Iran. Berdasarkan data IMF, inflasi Iran sempat menyentuh angka di atas 40% pada tahun-tahun terakhir. Harga barang kebutuhan pokok melonjak, dan mata uang rial terus terdepresiasi terhadap dolar.
Namun, pemerintah Iran tampaknya telah siap menghadapi tekanan ini. Subsidi besar-besaran tetap digelontorkan untuk menenangkan keresahan masyarakat. Sementara itu, sebagian dana dari mesin finansial Setad digunakan untuk menstabilkan harga barang strategis dan menjaga daya beli masyarakat kelas bawah.
Strategi Geopolitik: Uang untuk Perang dan Diplomasi
Iran tidak hanya memanfaatkan mesin cetak duit ini untuk pembangunan domestik. Dana dari Setad digunakan untuk mendanai operasi di luar negeri, termasuk bantuan kepada kelompok bersenjata yang pro terhadap rezim Teheran.
Langkah ini memicu kecaman dari Amerika Serikat dan sekutunya, yang menuding Iran menggunakan aset-aset ilegal untuk mendanai aksi teror. Namun dari sudut pandang Iran, ini adalah bentuk pertahanan diri terhadap tekanan global yang tak berkesudahan.
Konfrontasi terbaru dengan Israel menjadi contoh nyata. Iran dengan percaya diri meluncurkan serangan langsung ke wilayah Israel pada April 2024, dan terus menunjukkan sikap keras. Ini tentu tak lepas dari keyakinan bahwa mereka memiliki kekuatan dana cadangan yang besar untuk menopang biaya militer dan potensi konflik berkepanjangan.
Pandangan Dunia terhadap Strategi Iran
Banyak pengamat global melihat strategi Iran ini sebagai model baru pertahanan nasional. Negara-negara seperti Rusia, Venezuela, bahkan Korea Utara mulai meniru pendekatan ini: memperkuat ekonomi dalam negeri lewat penguasaan aset strategis untuk menghindari ketergantungan pada dolar atau lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia.
Namun, pendekatan ini tentu tidak bebas risiko. Jika salah kelola, sistem seperti ini bisa memicu hiperinflasi dan kejatuhan nilai mata uang. Tapi sejauh ini, Iran berhasil menjaga keseimbangan itu. Berani mengambil risiko besar, Iran juga menunjukkan bahwa kemandirian ekonomi bisa menjadi bentuk perlawanan politik yang efektif.
Kesimpulan
Berani Serang Israel, Iran Ternyata Punya Mesin Cetak Duit Rp1.350 T membuka mata dunia bahwa kekuatan militer bukanlah satu-satunya faktor dominan dalam konflik internasional. Kemampuan menciptakan dan mengelola kekuatan finansial dalam negeri, seperti yang dilakukan Iran melalui Setad, menjadi senjata baru dalam peperangan modern.
Di tengah blokade ekonomi dan tekanan politik global, Iran tetap mampu berdiri tegak berkat jaringan ekonomi rahasia yang kini mulai terbuka ke publik. Dengan dukungan dana triliunan rupiah dari dalam negeri, Iran memiliki alasan kuat untuk tetap berani dan bersikap agresif terhadap Israel dan negara-negara yang dianggap mengancam kedaulatannya.
Berani Serang Israel, Iran Ternyata Punya Mesin Cetak Duit Rp1.350 T, bukan hanya tajuk berita—melainkan potret nyata dari kekuatan ekonomi yang diam-diam mampu mengubah peta politik dunia.
Tags
news